Selasa, 6 Mei 2025 – 23:20 WIB
Jakarta – Di peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, dunia pendidikan tinggi Indonesia dihadapkan pada tekanan untuk bertransformasi, seiring dengan kebutuhan yang semakin kompleks. Perguruan tinggi saat ini tidak hanya harus unggul dalam aspek akademik, tetapi juga dituntut untuk menjadi solusi yang relevan di tengah tantangan ekonomi yang masih bergejolak.
Peningkatan biaya pendidikan tinggi menjadi salah satu kendala utama bagi generasi muda yang ingin melanjutkan studi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga pendidikan menunjukkan tren negatif yang terus berlanjut selama beberapa tahun terakhir. Banyak keluarga di kelas menengah ke bawah harus menghadapi tekanan inflasi dan stagnasi pendapatan, berdampak pada semakin berkurangnya akses ke pendidikan tinggi.
Dalam kondisi ini, mahasiswa berkeinginan lebih dari sekadar kurikulum berkualitas. Mereka berharap kampus juga memahami realitas hidup yang mereka hadapi, termasuk kemudahan akses digital, sistem pembelajaran yang fleksibel, dan tentunya, solusi pembiayaan yang lebih memudahkan.
Grace Sunarjo, seorang ahli dalam pengembangan produk, menyatakan bahwa kebutuhan mahasiswa semakin kompleks. “Saat ini, calon mahasiswa tidak hanya melihat reputasi akademik institusi. Mereka mencari jaminan bahwa kampus dapat memberikan dukungan menyeluruh, termasuk aspek finansial yang fleksibel dan transparan,” ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Menanggapi tantangan ini, sebuah layanan baru diluncurkan, bertujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan. Melalui layanan ini, mahasiswa memiliki opsi untuk mencicil biaya pendidikan setiap bulan, yang kemudian dibayarkan langsung ke universitas. Dengan cara ini, dana yang dicairkan sepenuhnya diperuntukkan bagi kebutuhan akademik, jelas dan terfokus.
Salah satu institusi yang menerapkan layanan ini adalah Universitas Islam Nusantara (Uninus) di Bandung. Berkat kerjasama ini, Uninus memberikan akses yang lebih luas bagi mahasiswa untuk memperoleh bantuan finansial yang ringan dan terpercaya.
Agus, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Uninus, berbagi pengalaman tentang manfaat dari program pembiayaan ini. “Program seperti ini sangat membantu kami yang menghadapi kendala biaya. Saya kini bisa melanjutkan kuliah tanpa harus stres memikirkan uang setiap semester. Harapannya, lebih banyak kampus yang mau membuka akses pembiayaan seperti ini,” tuturnya.
Dengan sistem digital yang terintegrasi dan adanya jaminan dari orang tua, program ini memastikan bahwa proses pembiayaan berlangsung aman, cepat, dan efisien untuk semua pihak—baik mahasiswa maupun institusi pendidikan. Ini adalah contoh nyata bagaimana perguruan tinggi bisa beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda saat ini.
Dalam peringatan Hardiknas 2025, pihak-pihak terkait di pendidikan diajak untuk lebih banyak mengadopsi pendekatan yang inovatif, humanis, dan berfokus pada kebutuhan mahasiswa. Pendidikan yang inklusif bukan hanya mengenai membuka pintu selebar-lebarnya, tetapi juga tentang menyediakan setiap mahasiswa dengan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan mereka tanpa terbebani oleh masalah biaya.