www.posbenua.id – Universitas Teknologi Bandung (UTB) baru saja menyelenggarakan forum akademik berjudul “Empowering Youth, Advancing Civilization: China-Indonesia Cooperation in Education”. Acara ini mencerminkan komitmen kuat dalam menjalin kerjasama internasional di bidang pendidikan antara Indonesia dan China.
Di acara tersebut, Presiden Shandong Vocational and Technical University of International Studies (SWUT), Prof. Du Lin, menyampaikan pentingnya pendidikan dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Dengan kehadiran wakil presiden dan sejumlah dosen dari Rizhao, China, kegiatan ini menandai langkah signifikan bagi kedua institusi.
Rektor UTB, Dr. Muchammad Naseer, sangat menghargai kedatangan delegasi SWUT dan berharap kolaborasi tersebut dapat membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Forum ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang seremonial semata, tetapi juga menjadi langkah konkret menuju kerjasama pendidikan yang lebih mendalam.
Urgensi Kolaborasi Global di Era Modern
Dalam sambutannya, Dr. Naseer menegaskan bahwa kolaborasi internasional menjadi hal yang mutlak di era modern. “Pendidikan tinggi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri; institusi harus saling terhubung untuk mempersiapkan generasi muda yang berdaya saing,” katanya.
Dia juga menekankan bahwa kerjasama ini adalah tanggung jawab semua pihak di lingkungan akademik. Hal ini bertujuan untuk membangun generasi yang tangguh dan berkolaborasi, mampu bersaing di kancah global.
Dr. Naseer merinci beberapa rencana konkret dari kerjasama ini, termasuk program pertukaran mahasiswa dan dosen serta kolaborasi dalam penelitian. Ini semua bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang kaya, inovatif, dan saling menguntungkan.
Peranan Pendidikan sebagai Medium Persahabatan
Prof. Du Lin menyampaikan betapa pentingnya pendidikan dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan China. Ia menilai pendidikan sebagai medium yang efektif untuk menciptakan jembatan pemahaman antarkultural.
Dalam pidatonya, beliau memperkenalkan SWUT sebagai institusi vokasi yang unggul dengan lebih dari 23.000 mahasiswa dan 1.500 staf pengajar. SWUT juga memiliki jaringan mitra global yang tersebar di lebih dari 100 institusi di seluruh dunia.
Prof. Du Lin berharap agar kerjasama ini tidak hanya terbatas pada mahasiswa, tetapi juga melibatkan kalangan akademisi dari kedua universitas. Ini akan menciptakan peluang untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas.
Membangun Jembatan Keilmuan Melalui Pertukaran Program
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan perjanjian pertukaran mahasiswa antara UTB dan SWUT. Kesepakatan ini mencakup pertukaran akademik, kolaborasi penelitian, dan program kebudayaan antar negara.
Dr. Naseer menjelaskan bahwa penandatanganan bukan hanya formalitas, melainkan langkah nyata dalam menciptakan jembatan keilmuan. Langkah ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berdaya saing global.
Ia menambahkan pentingnya kolaborasi ini bagi mahasiswa dan dosen, serta bagaimana pengalaman ini dapat memperkaya perspektif akademik mereka. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi katalisator inovasi di masa depan.