www.posbenua.id – Jakarta baru-baru ini menyaksikan kehadiran acara final lomba kewirausahaan yang bernama Bizcube, yang berlangsung di SMAK 6 Penabur Pluit. Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga merupakan kesempatan bagi para siswa untuk menunjukkan kreativitas dan inovasi bisnis mereka.
Bizcube diinisiasi oleh PPM School of Management yang bekerja sama dengan Yayasan BPK Penabur. Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-75 BPK Penabur dengan tema “Berani Berubah: Berkarakter Kristiani dalam Membangun Negeri” yang memperkuat komitmen pendidikan karakter bagi generasi muda.
Dalam kompetisi ini, sebanyak 36 tim dari berbagai sekolah di bawah naungan BPK Penabur berkompetisi untuk mempresentasikan ide-ide bisnis mereka. Sebelum sampai pada tahap final, peserta menjalani serangkaian seleksi yang ketat sejak bulan Maret 2025, termasuk workshop dan pelatihan dari tim Bizcube untuk memperdalam keterampilan kewirausahaan mereka.
Proses Seleksi dan Pembekalan yang Menentukan
Selama masa persiapan, peserta menerima pembekalan yang mencakup berbagai tahapan penting dalam berbisnis. Materi yang diberikan meliputi ideasi, perancangan model bisnis, dan strategi implementasi yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa.
Menurut Nina Ivana, Koordinator Bizcube PPM School of Management, performa para finalis sangat mengesankan. Dia menekankan bahwa pengalaman ini diharapkan dapat memberikan bekal berharga bagi mereka dalam menghadapi tantangan bisnis di masa depan yang semakin kompleks.
Dewan juri yang menilai kompetisi terdiri dari para praktisi dan akademisi, sehingga penilaian berlangsung objektif. Penilaian dilakukan berdasarkan sejumlah kriteria termasuk kreativitas ide, kelayakan model bisnis, dan strategi bisnis yang disampaikan oleh setiap tim.
Peran Penting Dewan Juri dalam Penilaian Kompetisi
Dewan juri beranggotakan Yudhian Fantoni dari Yayasan BPK Penabur, Andrew Steve seorang entrepreneur, serta Nina Ivana sebagai koordinator. Dengan pengalaman yang luas dalam bidangnya masing-masing, mereka menjadi penilaian yang diharapkan dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi para peserta.
Pembekalan intensif yang diberikan sebelum kompetisi tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga praktik nyata yang dibutuhkan dalam dunia usaha. Hal ini membantu siswa memahami tantangan yang dihadapi pebisnis sejati dan mendalami cara mengatasinya.
Ketua Umum Yayasan BPK Penabur, Adri Lazuardi, menjelaskan bahwa kolaborasi seperti ini adalah bagian dari komitmen lembaga dalam menyediakan pendidikan yang menyeluruh. Pendidikan yang menggabungkan aspek akademik dengan pengalaman langsung sangat penting untuk pembentukan karakter siswa.
Puncak Acara: Penentuan Tim Terbaik yang Berprestasi
Pada akhir kompetisi, Tim OPTIVIS dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dinyatakan sebagai juara pertama. Posisi kedua diraih oleh Tim Rahayu Tani dari SMAK Penabur Sukabumi, sementara Tim Aloefit dari SMAK Penabur Gading Serpong berhasil menduduki posisi ketiga.
Ketiga tim terbaik ini berhak memperoleh beasiswa untuk pendidikan sarjana reguler di PPM School of Management, dengan total nilai beasiswa mencapai Rp460 juta. Ini merupakan peluang emas bagi mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Perwakilan dari Tim OPTIVIS menyatakan rasa syukur mereka dapat berpartisipasi dalam lomba ini. Mereka mencatat banyak tantangan yang dihadapi, namun juga belajar pentingnya sikap pantang menyerah dalam mengejar impian.