www.posbenua.id – Dalam dunia yang terus bergerak cepat, keberlanjutan budaya lokal menjadi hal yang semakin penting. Hal ini terlihat dari upaya yang dilakukan oleh Yuli Astuti melalui brand Muria Batik Kudus, yang tidak hanya melestarikan seni batik, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitarnya, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas.
Sejak didirikan pada tahun 2005, Muria Batik Kudus telah menjadi wadah bagi kreativitas serta pengembangan kemandirian ekonomi. Yuli berkomitmen untuk melatih dan mendidik generasi muda agar dapat melanjutkan tradisi membatik yang mulai dilupakan.
Melalui program-program pelatihan yang diadakan, Yuli berhasil menarik minat anak-anak muda untuk belajar seni membatik. Dalam satu dekade terakhir, ia telah berhasil menciptakan komunitas pengrajin batik yang bersemangat dan siap untuk meneruskan tradisi seni yang telah ada sejak lama ini.
Inisiatif untuk Melestarikan Budaya Batik di Kudus
Batik Kudus memiliki keunikan tersendiri yang menjadi identitas daerahnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, minat generasi muda terhadap batik mulai menurun, menyebabkan kesenian ini terancam punah.
Yuli, yang menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya ini, mengambil langkah preventif dengan mengadakan kelas-kelas membatik untuk remaja. Dengan cara ini, ia berharap agar mereka dapat menghargai dan melestarikan seni tradisional ini.
Kegiatan ini tidak hanya menyediakan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang kerja bagi para peserta. Yuli menerapkan pendekatan inklusif dengan menjadikan batik sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar, terutama bagi perempuan.
Pemberdayaan Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Salah satu tujuan utama Yuli adalah pemberdayaan perempuan dalam pembuatan batik. Ia percaya bahwa dengan memberikan kemandirian melalui keterampilan ini, perempuan dapat berkontribusi lebih dalam ekonomi keluarga mereka.
Para pembatik perempuan memiliki waktu kerja yang fleksibel, memungkinkan mereka untuk menjalani tugas rumah tangga sambil berkreasi. Hal ini jugamemberikan keseimbangan yang baik antara kehidupan kerja dan keluarga.
Selain itu, Yuli juga membangun program pelatihan untuk penyandang disabilitas. Muria Batik Kudus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan inklusif yang menerima semua anggota masyarakat tanpa memandang latar belakang mereka.
Dukungan dan Penghargaan untuk Usaha Kecil
Ketika upayanya mulai membuahkan hasil, Yuli menerima penghargaan dari Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024. Dalam kompetisi tersebut, ia menjadi salah satu pemenang dan mendapat dukungan finansial serta alat produksi untuk mengembangkan usahanya.
Penghargaan tersebut tidak hanya membawa manfaat pribadi bagi Yuli, tetapi juga membuka jalan untuk kolaborasi dengan lebih banyak UMKM di sekitarnya. Kini, Muria Batik Kudus berperan sebagai aggregator yang menginkubasi berbagai usaha mikro dan kecil.
Yuli bercita-cita menjalin kerja sama dengan sepuluh hingga lima belas UMKM lain untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan demikian, ia berharap bisnis ini bisa tumbuh dan berkembang lebih jauh.
Misi Berkelanjutan dan Masa Depan yang Cerah
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri kerajinan, Yuli tetap optimis dan berkomitmen untuk menjaga kelestarian batik Kudus. Ia melihat potensi yang besar dalam industri kreatif dan berusaha untuk memanfaatkan semua sumber daya yang ada.
Dengan pengolahan limbah yang lebih baik, Yuli tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Hal ini membuat produk Muria Batik Kudus semakin ramah lingkungan dan menarik perhatian pasar internasional.
Produk batik yang dihasilkan kini telah menjangkau beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Yuli berharap agar semakin banyak orang dapat menikmati keindahan batik Kudus yang berkualitas tinggi.
