www.posbenua.id – Dalam beberapa tahun terakhir, aksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, khususnya dalam konteks inklusi sosial. Salah satu inisiatif penting yang telah mendapatkan perhatian adalah penerbitan obligasi sosial yang ditujukan untuk memberdayakan perempuan dan kelompok terpinggirkan di masyarakat.
Dalam kerangka ini, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menjadi salah satu lembaga yang berperan aktif melalui penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dan sukuk. Ini merupakan langkah strategis untuk menghimpun dana yang sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal kesetaraan gender.
Obligasi sosial yang dikenal sebagai Orange Bonds ini tidak hanya berfungsi sebagai instrumen keuangan, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberdayaan perempuan. Dengan fokus yang jelas, diharapkan dapat mendorong investasi berkelanjutan di sektor yang sering kali diabaikan.
Penerbitan Orange Bonds untuk Pemberdayaan Gender
Penerbitan Orange Bonds oleh PNM merupakan yang pertama di pasar modal Indonesia. Melalui instrumen ini, diharapkan keberadaan dana yang terkumpul dapat berkontribusi terhadap program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan di Indonesia. Ini menandai sebuah langkah maju dalam partisipasi perempuan dalam dunia usaha.
Dalam program ini, PNM menargetkan penggalangan dana sebesar Rp6 triliun, dengan tahap pertama berhasil menghimpun Rp1 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pembiayaan program-program yang mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat, terutama perempuan. Ini menunjukkan keseriusan PNM dalam menciptakan dampak sosial yang signifikan.
Di dalam skema obligasi ini, terdapat tiga seri, masing-masing dengan tenor dan kupon yang berbeda. Seri A, B, dan C ditawarkan dengan kupon tahunan yang kompetitif, menambah daya tarik bagi para investor. Dengan berinvestasi pada obligasi sosial ini, investor tidak hanya mendapat keuntungan finansial, tetapi juga turut ambil bagian dalam memajukan pemberdayaan perempuan.
Alokasi Dana untuk Program Ekonomi Berkelanjutan
Hasil dari penerbitan Orange Bonds ini akan digunakan sebagai modal kerja untuk program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas ekonomi keluarga melalui pembiayaan yang berbasis kepada praktik syariah. Sehingga, dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Penerbitan sukuk yang juga dilakukan dalam konteks ini bertujuan untuk memperkuat fondasi pembiayaan syariah. Dengan nilai total Rp10 triliun untuk sukuk, PNM menyediakan alternatif pembiayaan yang juga berfokus pada dampak sosial. Ini merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ekosistem keuangan syariah.
Keikutsertaan berbagai penjamin emisi terkemuka dalam penerbitan sukuk menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap potensi program ini. Melalui dukungan ini, diharapkan sukuk dapat mendukung pembiayaan bagi proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak sosial.
Membangun Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menjelaskan bahwa tujuan penerbitan Orange Bonds bukan hanya untuk pembiayaan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran sosial. Masyarakat diharapkan lebih memahami pentingnya peran perempuan dalam pembangunan ekonomi. Upaya ini penting untuk menciptakan iklim investasi yang inklusif.
Dengan dukungan dari Impact Investment Exchange (IIX), PNM berupaya menjembatani antara investor dan masyarakat yang membutuhkan dukungan finansial. Hal ini juga menunjukkan model kolaborasi yang dapat menjadi contoh bagi institusi lain dalam rangka mencapai tujuan yang sama.
Di samping itu, pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan pendampingan bagi nasabah menjadi kunci keberhasilan program ini. PNM berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi pelaku usaha kecil dan mikro, khususnya perempuan, agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam perekonomian.
Pentingnya Inovasi dalam Pendanaan Berkelanjutan
Penerbitan Orange Bonds adalah contoh konkret dari inovasi dalam dunia investasi yang menunjukkan kepedulian terhadap masalah sosial. Dalam konteks ini, kreatifitas dalam merancang instrumen keuangan yang tidak hanya memberikan keuntungan, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat patut dicontoh.
Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menekankan betapa pentingnya sumber dana yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan pendanaan yang terus berkembang terutama untuk program-program yang berfokus pada gender. Keterlibatan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang dapat mendukung tujuan tersebut.
Pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat bersinergi dalam menciptakan inisiatif-inisiatif serupa. Dengan dukungan yang kuat, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendanaan dan menciptakan peluang yang lebih besar bagi kelompok-kelompok terpinggirkan, khususnya perempuan.
