Selasa, 20 Mei 2025 – 10:10 WIB
Jakarta – Aktivitas membaca di toilet adalah hal yang umum dilakukan banyak orang. Namun, kehadiran ponsel pintar yang begitu memikat seringkali membuat kita menghabiskan waktu berlebihan di toilet. Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone di toilet dapat meningkatkan risiko terkena wasir hingga 46 persen, suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan pembuluh darah di area rektum.
Penelitian ini, yang dilakukan oleh tim di Amerika Serikat, melibatkan 125 peserta yang telah menjalani kolonoskopi. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan pola makan tidak mempengaruhi prevalensi wasir. Penemuan ini disajikan dalam konferensi Digestive Diseases Week (DDW) di San Diego.
Menariknya, lebih dari 40 persen peserta mengaku menderita ambeien, sementara 93 persen lainnya mengatakan mereka menggunakan smartphone saat berada di toilet setidaknya seminggu sekali. Menurut Trisha Satya Pasricha, seorang presenter dari Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, sekitar setengah dari peserta lebih suka membaca berita, 44 persen menggunakan media sosial, dan 30 persen terlibat dalam mengirim email atau pesan teks saat berada di toilet.
Sebagian besar dari mereka melaporkan menghabiskan lebih dari enam menit dalam sekali kunjungan, dan banyak yang percaya bahwa kehadiran smartphone membuat mereka lebih lama berada di toilet.
Meski survei ini memberikan wawasan berharga, perlu diingat bahwa ini hanya menunjukkan adanya korelasi, tanpa membuktikan hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah kebiasaan membaca di toilet benar-benar membuat seseorang lebih rentan terhadap wasir.
Di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 4 juta kunjungan ke dokter atau unit gawat darurat setiap tahun disebabkan oleh wasir, meskipun pemahaman tentang kondisi ini masih tergolong minim. Penelitian paling akurat tentang penyakit ini di AS hanya pernah dilakukan pada tahun 1989, dan hingga kini belum ada data terbaru mengenai prevalensi wasir di kalangan populasi.
Wasir sebenarnya adalah kumpulan jaringan yang terdiri dari pembuluh darah, otot polos, dan jaringan ikat di sekitar rektum bawah. Setiap orang memiliki bantalan ini yang berfungsi membantu proses buang air besar. Akan tetapi, apabila jaringan tersebut bengkak atau berdarah, maka kondisi ini menjadi wasir yang memerlukan perhatian.
Berbagai faktor mungkin menyumbang pada perkembangan wasir, tetapi banyak peneliti berpendapat bahwa mengejan berlebihan dan waktu yang terlalu lama saat buang air besar menjadi penyebab utama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa duduk di toilet dalam waktu yang lama dapat memperlemah serta melebar pembuluh darah di area tersebut, sehingga menjadi faktor risiko wasir yang signifikan.
Meskipun ada variasi dalam rekomendasi, beberapa dokter merekomendasikan agar kita tidak menghabiskan lebih dari 10 menit di toilet, sementara beberapa ahli menyarankan waktu yang lebih ketat, yaitu maksimum 3 menit. Rekomendasi ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa pasien dengan wasir cenderung menghabiskan waktu lebih lama membaca atau menggunakan ponsel di toilet dibandingkan individu yang tidak menderita ambeien.
Membaca di toilet bukanlah ide yang baru. Pada zaman kolonial, misalnya, orang sering menggunakan koran untuk membersihkan diri. Namun, adanya ponsel pintar saat ini mengubah dinamika ini. Kita menjadi lebih teralihkan dengan beragam konten digital yang menarik perhatian kita.
Mengacu pada potensi risiko yang ada, sejumlah pakar kesehatan mendapat kesimpulan bahwa kebiasaan ‘scrolling’ di toilet bisa jadi mengganggu kebersihan di sana. Oleh karena itu, disarankan untuk memprioritaskan tugas yang sebenarnya: melakukan buang air besar tanpa membiarkan gadget mengambil alih waktu yang seharusnya digunakan untuk hal yang lebih penting.