Senin, 5 Mei 2025 – 23:55 WIB
Tokyo – Kabar menggembirakan muncul dari dunia pendidikan di Indonesia. Seorang remaja berusia 15 tahun bernama Abisha Ar Ramadhan, yang merupakan siswa dari HelloMotion High School Jakarta, telah sukses menorehkan prestasi yang membanggakan di tingkat internasional. Ia menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam program Toshiba Youth Club Asia (TYCA) Vol. 9 yang berlangsung di Tokyo pada bulan April 2025. Hal ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademis, tetapi juga kesiapan generasi muda Indonesia untuk berkontribusi dalam forum global.
TYCA sendiri adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Toshiba International Foundation. Program ini bertujuan untuk mempertemukan pelajar terpilih dari Jepang dan negara-negara di Asia Tenggara, agar mereka dapat bertukar pikiran dan berkolaborasi dalam merumuskan solusi untuk tantangan yang dihadapi secara global. Pada tahun 2025, tema utama yang diusung mengacu pada empat pilar Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu People, Planet, Prosperity, dan Peace.
Sesampainya di Tokyo, Abisha langsung terlibat dalam berbagai kegiatan. Ia bersama peserta lain dari Asia Tenggara dan Jepang melangsungkan kunjungan ke Gedung Pemerintahan Metropolitan Tokyo, menikmati keindahan panorama kota dari ketinggian, sebelum akhirnya berkumpul di Olympic Center Yoyogi untuk menjalani rangkaian aktivitas yang intens. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari pengalaman mendewasakan dan memperluas wawasan mereka.
Di hari kedua, peserta diperkenalkan dalam forum resmi, dimana masing-masing dari mereka diminta untuk mempresentasikan dari mana mereka berasal, hobi, serta pandangan mereka mengenai kontribusi pemuda terhadap masa depan Asia. Selama proses pembentukan tim lintas negara, Abisha terpilih sebagai perwakilan tim karena kemampuan kepemimpinannya yang menonjol dan kemampuannya dalam menjembatani ide-ide dari berbagai budaya.
Tim yang dibentuk oleh Abisha terdiri dari Daniy dari Brunei sebagai wakil ketua, serta Haruki dan Yasu dari Jepang yang bertugas sebagai peneliti dan sekretaris. Mereka bersama-sama menjadi salah satu dari empat tim yang mengerjakan tantangan nyata dalam proyek SDGs TYCA 2025. Ini merupakan kesempatan luar biasa untuk mengimplementasikan ide-ide inovatif dalam situasi nyata.
Di bawah bimbingan Profesor Naoki Ishibashi, tim Abisha memilih untuk fokus pada pilar Prosperity, dengan maksud menawarkan solusi ekonomi berkelanjutan untuk Asia Tenggara. Mereka mengusulkan pemanfaatan teknologi 3D printing, yang diharapkan dapat membantu pemberdayaan ekonomi lokal dan meningkatkan efisiensi produksi. Konsep ini sangat relevan untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta dalam menciptakan lapangan kerja baru.
“Kami menyadari bahwa 3D printing bukan hanya sekadar teknologi cetak. Ia adalah simbol fleksibilitas, efisiensi, dan masa depan industri. Kami melihat potensi besar jika teknologi ini bisa digunakan oleh anak muda dan UMKM di Asia Tenggara,” ungkap Abisha dalam sesi presentasinya, menunjukkan bahwa ia memiliki pikiran yang visioner dan keinginan untuk membawa perubahan positif.
Abisha juga mendapat pujian dari penyelenggara atas kepemimpinannya dalam mengarahkan tim dengan baik sekaligus menyampaikan solusi dengan jelas dan percaya diri. Menurut Junko Watanabe, Koordinator Program dari Toshiba International Foundation, kepemimpinan Abisha telah menciptakan dinamika tim yang positif, dan itu merupakan wujud nyata dari potensi yang dimiliki para pemuda Indonesia.
Ketua perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap partisipasi Abisha dalam forum internasional ini. Keterlibatan Abisha di TYCA dapat dilihat sebagai sumbangsih penting bagi generasi muda Indonesia dalam diplomasi pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Amzul Rifinse, Atase Pendidikan KBRI di Tokyo mengungkapkan bahwa mereka melihat Abisha memiliki potensi sebagai pemimpin masa depan dengan kesadaran global yang tinggi.
Pengalaman yang didapat Abisha di TYCA 2025 ini menjadi langkah awal yang krusial dalam pengembangan kariernya dan menandakan peluang lebih besar untuk berkontribusi baik di tingkat regional maupun global. Ia berencana untuk melanjutkan perjalanan akademiknya dengan mengejar pendidikan tinggi melalui beasiswa internasional yang sejalan dengan visinya: menjadikan inovasi sebagai pemicu perubahan sosial di masyarakat.
