Minggu, 11 Mei 2025 – 23:00 WIB
Tanjungpandan – Festival Pesona Belitong Beach 2025 resmi dibuka pada Sabtu, 10 Mei 2025, dan membawa kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Belitung serta Bangka Belitung secara keseluruhan. Festival ini menjadi salah satu agenda pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung yang berhasil lolos kurasi dan masuk dalam program nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).
Program KEN bertujuan untuk mengangkat potensi wisata lokal melalui penyelenggaraan event-event unggulan. Strategi ini dirancang dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku pariwisata, sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata Indonesia dan memberdayakan ekonomi kreatif masyarakat setempat.
Menurut Wydia Kemala Sari, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hanya Kabupaten Belitung dari tujuh kabupaten/kota yang berhasil masuk dalam daftar eksklusif ini. “Kurasi Kharisma Event Nusantara tidak mudah. Penyelenggara harus memenuhi standar protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) serta memiliki nilai budaya yang kuat,” jelasnya.
Dorongan Kolaboratif untuk Pesan Pariwisata
Selain itu, Wydia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menciptakan event-event khas yang dapat diangkat ke tingkat nasional. Event tahunan seperti Festival Layang-Layang di Pangkalpinang dan Pesona Belitong Beach Festival adalah contoh sukses dari sinergi lintas sektor yang terus dikembangkan. “Event harus memiliki kontinuitas. Tanpa diadakan secara rutin, bisa gugur dari daftar kurasi KEN,” jelasnya.
Dengan demikian, setiap daerah diharapkan dapat menemukan identitas wisata khasnya masing-masing agar potensi lokal tidak hanya dikenal secara regional tetapi juga diakui secara nasional bahkan internasional.
Tantangan: Membangun Pola Pikir Pariwisata di Masyarakat
Tantangan terbesar, menurut Wydia, bukan hanya menggelar event, tetapi bagaimana mengubah paradigma pariwisata di tengah masyarakat. “Pariwisata bukanlah sektor yang memberikan hasil instan, melainkan investasi jangka panjang yang membutuhkan pembangunan karakter sumber daya manusia dan terus menerus memperbaiki destinasi wisata,” tegasnya.
Wydia menambahkan, “Kita ingin wisatawan datang, menikmati, dan punya alasan untuk datang lagi. Semua elemen harus memiliki pola pikir pariwisata agar tujuan ini tercapai.” Ia mengajak semua pihak, termasuk organisasi perangkat daerah (OPD), pelaku usaha, komunitas, hingga masyarakat umum untuk bersama-sama membangun semangat pariwisata. “Jika hanya bergantung pada keindahan alam, kita akan tertinggal. Harus ada kreativitas dan layanan yang membuat wisatawan merasa dihargai dan ingin kembali,” imbuhnya.
Belitung sebagai Contoh Inspiratif
Dengan keberhasilan Belitung masuk dalam KEN, daerah ini kini dijadikan model untuk pembangunan pariwisata berbasis kolaborasi dan pelestarian budaya. Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi daerah lain di Bangka Belitung untuk menyiapkan event unggulan mereka sendiri, mengangkat kearifan lokal, dan ambil bagian dalam upaya nasional membangun citra positif pariwisata Indonesia.