Jumat, 16 Mei 2025 – 14:24 WIB
Jakarta – Sebuah perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk (INCO), akan membagikan dividen sebesar 60 persen dari laba yang dihasilkan pada tahun buku 2024. Total dividen tersebut mencapai angka yang signifikan, yaitu US$34.656.223, atau sekitar Rp 569,08 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.421 per Dolar AS.
Laporan keuangan per 31 Desember 2024 menunjukkan bahwa perusahaan ini mengalami penurunan laba bersih yang cukup drastis, mencapai US$57,76 juta atau sekitar Rp 948,8 miliar, yang mencerminkan penurunan sebesar 78,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan perusahaan pada periode yang sama juga mencatat penurunan sebesar 22,87 persen, dengan total pendapatan turun menjadi US$950,38 juta.
Rizky Putra, sebagai Chief Financial Officer (CFO), mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini tengah berjuang menghadapi sejumlah tantangan, terutama dampak dari penurunan harga nikel yang masih berlanjut di pasar global.
Menurut Rizky, salah satu faktor utama kebangkrutan ini adalah harga nikel matte yang lebih rendah serta efek dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara yang dilaksanakan pada bulan September 2024. Hal ini tentunya menambah beban operasional perusahaan.
“Pemeliharaan tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi HSFO sebagai alternatif pengganti batu bara,” jelas Rizky dalam pernyataannya.
Tambang nikel di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan
- Antara/ Sahrul Manda Tikupadang
Beban pokok pendapatan yang tercatat oleh perusahaan selama tahun 2024 mencapai US$842,16 juta, yang dilaporkan tidak banyak berbeda dengan pencatatan beban tahun 2023 yang mencapai US$885,24 juta.
Setelah mengurangi beban yang ada, laba bruto untuk periode 2024 merosot ke level hanya US$108,22 juta. Ini merupakan penurunan signifikan dari pencatatan tahun sebelumnya yang berada di angka US$302,15 juta, menunjukkan seberapa besar tantangan yang dihadapi perusahaan dalam setahun terakhir.