Jumat, 16 Mei 2025 – 14:53 WIB
Belakangan ini, sebuah video singkat mencuri perhatian banyak orang di media sosial. Video tersebut menunjukkan momen mengharukan saat sebuah keranda jenazah harus diangkat dengan penuh perjuangan melewati arus sungai yang cukup deras.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram, terlihat sekelompok warga yang bahu-membahu menggotong keranda jenazah, berusaha sekuat tenaga agar bisa segera mencapai tepi sungai. Keberanian dan semangat kolaboratif mereka patut diacungi jempol, apalagi mengingat tidak adanya jembatan yang bisa memfasilitasi prosesi tersebut. Peristiwa menyedihkan ini terjadi di Desa Pemerihan, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Insiden ini terjadi pada Rabu, 14 Mei 2025, dan menjadi viral setelah video beredar luas di media sosial. Keterbatasan akses jalan nampaknya memaksa para warga untuk melakukan cara yang tidak biasa dalam prosesi pemakaman. Mereka saling bekerja sama demi menghormati almarhum, meski harus menghadapi tantangan dari arus sungai yang tak bisa dianggap sepele.
Tak hanya kekuatan fisik yang diuji, namun juga rasa empati dan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Di tengah kesedihan, terlihat betapa masyarakat saling mendukung, menciptakan suasana yang hangat meskipun dengan situasi yang menyentuh hati. Arus sungai yang deras dan kedalaman air menjadi kendala yang nyata dalam perjalanan terakhir almarhum.
Video ini pun mengundang beragam komentar dari netizen. Banyak yang merasa prihatin dan berempati kepada masyarakat yang terpaksa melakukan tindakan tersebut. Unggahan ini menggugah rasa kepedulian warganet, dengan beberapa dari mereka mengungkapkan rasa frustrasi kepada pihak pemerintah yang seharusnya lebih memperhatikan infrastruktur di daerah tersebut.
“Ya Allah,” tulis salah satu warganet sebagai ungkapan rasa prihatin. Ada pula yang menambahkan, “Nanti ada yang bangun jembatan pakai dana pribadi, dibilang ilegal.” Masyarakat pun memberikan pandangan kritis, dengan komentar lain yang mencela ketidakpedulian pejabat setempat. “Jangan nyariin yang ga ada. Pejabatnya lagi sibuk nyawer DJ soalnya,” ungkap salah seorang netizen.
Perbincangan semakin hangat ketika seseorang meyakini bahwa ada karma dalam pekerjaan mulia ini. “Waktu kecil, sering lihat bapak rajin antar orang meninggal. Pahalanya itu sebesar 2 qirath,” tulis salah satu pengguna media sosial yang berusaha mengingatkan akan nilai luhur dalam mengantar jenazah.
Kepedulian para tetangga yang mengantar pun layak dihargai. Namun, lebih dari itu, banyak suara yang menyerukan kepada pemerintah daerah agar lebih responsif dan tanggap terhadap kebutuhan dasar masyarakat. Suara-suara ini mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan dan rasa peduli dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Di tengah peristiwa yang menyentuh ini, kita diingatkan akan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas yang harus terus dipupuk. Kejadian semacam ini seharusnya tidak hanya menjadi viral di media sosial, tetapi juga mendorong kita untuk berkontribusi dalam perbaikan infrastruktur dan peduli terhadap sesama. Semoga, ke depannya, hal seperti ini tidak perlu terjadi lagi dan setiap proses pemakaman dapat dilakukan dengan lebih layak.